Jawa > D.I. Yogyakarta | ||
---|---|---|
Motto: Mangayu Hayuning Bawono Jawa: Cita-cita untuk menyempurnakan masyarakat | ||
Hari jadi | 7 Oktober 1756 | |
Wali kota | H. Herry Zudianto, SE., Akt., MM | |
Wilayah | 32,8 km² | |
Kecamatan | 14 | |
Penduduk -Kepadatan | 511.744 jiwa (2004) 15.601,2/km² | |
Suku bangsa | Suku Jawa dan hampir semua suku di Indonesia. | |
Bahasa | Indonesia, Jawa | |
Agama | Islam, Kristen, Buddha, Hindu | |
Flora resmi | Kelapa gading (Cocos nuciferal vv. gading) | |
Fauna resmi | Burung tekukur (Streptoplia chinensis tigrina) | |
Zona waktu | WIB | |
Kode telepon | 0274 | |
Situs web resmi: http://www.jogja.go.i |
Kota ini pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa revolusi. Selain itu kota ini adalah ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Sri Paku Alam.
Makanan khas kota ini adalah gudeg.
Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, karena hampir 20% penduduk produktifnya adalah pelajar dan terdapat 137 perguruan tinggi. Kota ini diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Perguruan tinggi yang dimiliki oleh pemerintah adalah Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Bagian dari Yogyakarta, yaitu Kotagede, pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram antara 1575-1640. Keraton (Istana) Sultan yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya adalah keraton Kesultanan Yogyakarta, yang merupakan pecahan dari Mataram.
Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang indah. Hamparan sawah nan hijau menyelimuti daerah pinggiran dengan Gunung Merapi tampak sebagai latar belakangnya. Pantai-pantai yang masih alami dengan mudah ditemukan di sebelah selatan Jogja. Masyarakat di sini hidup dalam damai dan memiliki keramahan yang khas. Atmosfir seni begitu terasa di Yogyakarta. Malioboro, yang merupakan urat nadi Yogyakarta, dibanjiri barang kerajinan dari segenap penjuru. Musisi jalanan pun selalu siap menghibur pengunjung warung lesehan.
Etimologi
Wilayah yang kemudian menjadi keraton dan ibukota Yogyakarta telah lama dikenal sebelum Sultan Hamengkubuwono 1 memilih tempat itu sebagai pusat pemerintahannya. Wilayah itu dikenal dalam karya sejarah tradisional (Babad) maupun dalam leluri dari mulut ke mulut. Babad Giyanti mengisahkan bahwa Sunan Amengkurat telah mendirikan dalem yang bernama Gerjiwati di wilayah itu. Kemudian oleh Paku Buwana II dinamakan Ayogya.[1]Pusaka dan Identitas Daerah
- Tombak Kyai Wijoyo Mukti
Sebelumnya tombak ini disimpan di bangsal Pracimosono dan sebelum diserahkan terlebih dahulu dijamasi oleh KRT. Hastono Negoro, di dalem Yudonegaran. Pemberian nama Wijoyo Mukti baru dilakukan bebarapa hari menjelang upacara penyerahan ke Pemkot Yogyakarta, pada peringatan hari ulang tahun ke-53 Pemerintah kota Yogyakarta tanggal 7 Juni 2000. Upacara penyerahan dilakukan di halaman Balaikota dan pusaka ini dikawal khusus oleh prajurit Kraton ”Bregodo Prajurit Mantrijero”.
Tombak Kyai Wijoyo Mukti melambangkan kondisi Wijoyo Wijayanti. Artinya, kemenangan sejati di masa depan, dimana seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan kesenangan lahir bathin karena tercapainya tingkat kesejahteraan yang benar-benar merata.
Transportasi
Dalam kota
Kota Yogyakarta punya sejumlah jalur bus yang dioperasikan oleh koperasi masing-masing ( antara lain Aspada, Kobutri, Kopata, Koperasi Pemuda Sleman, Puskopkar ) yang melayani rute-rute tertentu[2] :- Jalur 2
- Jalur 3
- Jalur 4
- Jalur 5
- Jalur 6
- Jalur 7
- Jalur 8
- Jalur 9
- Jalur 10
- Jalur 11
- Jalur 12
- Jalur 15
- Jalur 16
- Jalur 17
- Jalur 19
Luar kota
Transportasi ke Yogyakarta dapat menggunakan kereta api dari Jakarta, Bandung atau Surabaya, pemberangkatan dan kedatangan kereta api (KA) kelas eksekutif dan bisnis dilayani Stasiun Yogyakarta, juga dikenal sebagai Stasiun Tugu sedangkan KA kelas ekonomi dilayani di Stasiun Lempuyangan. Ada pula kereta api komuter cepat dengan Surakarta yang bernama Pramek. bis yang hampir tersedia dari semua kota di Pulau Jawa, datang dan berangkat dari Terminal Giwangan. Yogyakarta juga mempunyai Bandar Udara Adi Sutjipto yang melayani penerbang domestik maupun internasional.Walikota Yogyakarta
No | Walikota | Bertugas |
---|---|---|
1 | M. Enoch | Mei 1947 - Juli 1947 |
2 | Mr. Soedarisman Poerwokoesoemo | Juli 1947 - Januari 1966 |
3 | Soedjono A. Y. | Januari 1966 - November 1975 |
4 | H. Ahmad | November 1975 - Mei 1981 |
5 | Soegiarto | 1981-1986 |
6 | Djatmiko D | 1981(?)/6-1991 |
7&8 | R. Widagdo | 1991-2001 |
9 | Herry Zudianto | 2001-2006 |
10 | Herry Zudianto | 2006-2011 (sedang menjabat) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar